Melihat Danau Sentani Dari Bukit Teletubbies
Ketika pesawat yang kami tumpangi
akan mendarat, dari jendela pesawat saya melihat sebuah danau besar yang berada di samping bandara. Rasanya ingin sekali saya melihat lebih dekat danau
itu. Sesaat kemudian terdengar informasi dari pramugari bahwa sebentar lagi kami akan
mendarat di Bandar Udara Sentani, Papua.
Saya mendengar orang yang duduk di sebelah saya (sepertinya baru pertama kali ke Jayapura) berkata seperti ini : "loh kok turunnya di Sentani, bukan di Jayapura?". Sedikit informasi saja,
Distrik Sentani letaknya di Kabupaten Jayapura. Dari sini ke Kota Jayapura
memakan waktu sekitar 1,5 jam. Karena Kota Jayapura memiliki kontur tanah yang tidak
rata, maka bandaranya dibangun di Distrik Sentani ini.
Kembali soal danau tadi, saya
begitu tertarik dengan danau ini karena memiliki bentuk yang unik dan di tengahnya terdapat beberapa pulau-pulau kecil. Dari informasi yang saya baca di Wikipedia.com, di danau ini biasanya setiap
pertengahan tahun diadakan Festival Danau Sentani. Di festival ini ditampilkan
beragam budaya masyarakat Papua khususnya Suku Sentani.
Saya mendapat informasi dari
keluarga bahwa ada spot terbaik untuk melihat Danau Sentani. Spot ini katanya
lagi hits di tahun 2016. Nama spot
itu adalah Bukit Teletubbies. Saya terkejut
begitu mendengar namanya mirip film kartun balita yang tenar sekitar tahun
2004-an. Saya semakin penasaran untuk melihat wujud dari bukit itu.
Untuk sampai ke sana dibutuhkan
waktu sekitar 15 menit dari Distrik Sentani. Jalan yang kami tempuh sangat bagus
karena lokasi ini masih dekat dengan pusat pemerintahan Kabupaten Jayapura. Saya berkendara menyusuri pusat Distrik Sentani sampai di pertigaan Tanah Merah,
kemudian belok kiri dan mengikuti jalan ini sampai ketemu ada sebuah tugu salib diatas
sebuah bukit yang berada di sisi kiri jalan. Begitu kita melihat tugu salib itu
berarti kita telah sampai di Bukit Teletubbies.
Waktu itu untuk masuk ke tempat ini kita tidak dipungut biaya alias gratis. Saya sangat takjub melihat tempat
ini. Bagi saya yang pernah menemani para keponakan saya yang masih balita
menonton film kartun Teletubbies, tempat ini sekilas mirip dengan yang ada di
film itu. Bukitnya berbaris indah ditumbuhi rumput hijau yang berukuran pendek.
Yang unik dan lebih indah lagi bukit ini berada persis di tepi danau. Untuk sampai ke puncak bukit,
saya harus berjalan di jalan setapak yang sangat terjal. Butuh usaha ekstra
untuk melewati jalan ini. Karena selain miring, banyak batu-batu kerikil yang
membuat permukaannya semakin licin. Beberapa pengunjung terlihat tertatih-tatih
dan sangat berhati-hati sambil memegang rerumputan kecil agar tidak terpeleset
ke bawah.
Tapi usaha keras saya untuk
sampai ke atas terbayar lunas dengan pemandangan indah yang tersaji di depan
mata saya. Dari sini saya bisa melihat lebih luas lagi danau ini dan desa-desa
yang letaknya di pinggiran danau. Saya juga
bisa melihat dengan jelas Gunung Cyclop, sebagian Distrik Sentani, dan hutan
sagu yang banyak tumbuh di tanah Papua.
Sebenarnya jika kita punya tenaga ekstra kita
bisa berjalan di punggung bukit-bukit ini sampai kira-kira 2 km kedepan. Terasa sekali hembusan angin di atas sini
sangat kencang. Jadi disarankan bagi anda yang tidak fit sebaiknya jangan ke
atas kalau tidak mau badan anda masuk angin.
Cuaca saat itu sedang tidak bersahabat. Terlihat dari jauh awan hitam sedang menuju ke bukit ini. Saya dan keluarga bergegas turun lagi ke bawah. Sama seperti saat naik, untuk turun kami juga harus lebih berhati-hati lagi. "Saya rasa turun lebih susah daripada naik".
Cuaca saat itu sedang tidak bersahabat. Terlihat dari jauh awan hitam sedang menuju ke bukit ini. Saya dan keluarga bergegas turun lagi ke bawah. Sama seperti saat naik, untuk turun kami juga harus lebih berhati-hati lagi. "Saya rasa turun lebih susah daripada naik".
Gratis Tanpa biaya. Kecuali mungkin ada parkir yg dikelola warga sekitar. Waktu itu saya datang pas nga ada tukang parkirnya.
BalasHapus